Terhitung mulai tanggal 7 April 2017, pasangan
Roni Ahmad (Abusyik) dan Fadlullah TM Daud, resmi ditetapkan sebagai bupati dan
wakil bupati Pidie untuk periode 2017-2022 mendatang. Abusyiek merupakan salah
satu dari beberapa mantan kombatan GAM yang maju dan menang dalam pemilihan
kepala daerah langsung (pilkada) 2017 melalui jalur independen.
Menarik sekali melihat perjuangan Abusyiek
dalam menggapai singgasana Pidie. Layaknya sebuah pertunjukan yang menyajikan drama
dengan rasa yang campur aduk namun endingnya
adalah bahagia.
Seperti yang kita tahu bersama, sejak dari awal
mendaftar sebagai kandidat calon bupati Pidie dan wakil bupati pidie, pasangan
Abusyik sudah dilanda oleh berita miring yang bisa dipastikan saat itu
sangatlah menyudutkan dan merugikan Abusyiek. Mulai dari permasalah perangkat
administrasinya (ijazah) sampai dengan namanya Abusyiek. Bahkan, sampai dengan
telah menangpun pasangan Abusyiek belum bisa duduk tenang. Hal ini karena
rivalnya dalam pentas pilkada, Sarjani-Iriawan (calon yang diusung partai
Aceh), tidak menerima hasil pilkada dan mengugat kemenangan Abusyiek ke
Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun apalah daya dan apa hendak dikata. Nun jauh
disana, nama Abusyik telah tertulis di Lauh Mahfuzh sebagai bupati Pidie untuk
periode 2017-2022 mendatang. Gugatan pasangan Sarjani-Iriawan pun gugur di meja
MK. Dan, Abusyiek sah menjadi pasangan yang memenangkan pilkada dengan
perolehan suara 48 % lebih.
Kemenangan Abusyiek tentunya membuat kita
(warga pidie) memiliki dan dapat menggantungkan harapan baru. Penulis yakin melalui
slogannya (Gle, Blang dan Laot), pasangan kupiah merah –Abusyiek- ingin
berkonsentrasi pada tiga sektor tersebut guna membangun Pidie yang lebih maju.
Menurut penulis terdapat beberapa sektor lainnya
yang tak boleh luput dari pandangan da mesti dibenahi oleh pasangan Abusyiek. Pertama, berkenaan dengan tata ruang
kota. Kota Sigli sebagai ibukota kabupaten Pidie sepertinya perlu campur tangan
Abusyiek agar menjadi kota yang lebih indah dan lebih hidup. Pantai laut Sigli
(didepan pendopo) juga perlu “dipoles” agar lebih indah dan mempesona. Perlu
dimaksimalkan potensi wisatanya agar warga Pidie dapat menikmati keindahan
pantai laot Sigli. Sehingga warga Pidie dapat menghabiskan waktu akhir pekannya
baik untuk melepaskan penat selepai lelah bekerja, atau mencari ketenangan jiwa
di Laot Sigli.
Kedua,
pendidikan. Seperti kata Plato, pendidikan adalah hal mendasar dan sangat perlu
bagi setiap warga negara baik selaku individu maupun warga negara. Negara wajib
memastikan pendidikan bagi warganya. Dalam konteks ini, Abusyiek harus lebih
inovatif dalam menginisiasi kemajuan pendidikan bagi warga Pidie. Karena
melalui pendidikan, akan tercipta manusia-manusia yang pekerja keras, ulet, dan
berpikir maju.
Salah satu hal yang sangat insidental dalam bidang
pendidikan di Pidie adalah penegerian kampus Universitas Jabal Ghafur (UNIGHA).
UNIGHA merupakan kampus swasta tertua di Aceh. UNIGHA telah banyak melahirkan
tokoh-tokoh yang berkonstribusi bagi pembangunan Aceh dan khususnya, Pidie. Pasangan
Abusyiek harus mampu mewujudkan kembali impian warga yang selama ini tergantung
untuk penegerian Unigha. Penulis yakin, akan menjadi sebuah prestasi besar jika
pasangan Abusyiek mampu menegerikan UNIGHA dalam masa jabatannya.
Dan, ketiga,
bidang sepakbola. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dibidang olahraga khususnya
pesepakbolaan Pidie sedang mengalami mati suri. Hidup segan matipun tak mau.
Klub kebanggaan warga Pidie PSAP tidak pernah lagi bersua dan menunjukkan taringnya
pada kompetisi yang berkelas. Pasangan Abusyiek harus mampu menghidupkan lagi
pesepakbolaan Pidie agar warga Pidie dapat berbangga akan klub sepakbola
daerahnya, sehingga warga Pidie tidak hanya menjadi pengagum klub-klub bola
luar daerah atau luar negeri yang
terkadang namanya saja susah dilafalkan.
Lebih lanjut, dalam konteks yang lebih luas, sebagai
kepala daerah baru Abusyiek harus berani berbuat lebih dan bekerja keras demi
menggenjot pembangunan bagi pidie yang lebi cemerlang. Abusyiek juga harus
pandai dan cermat dalam menciptakan
peluang usaha dan lapangan kerja agar berkurangnya pengangguran di Pidie. Sektor (Gle, Blang dan Laot) harus
benar-benar mampu dimaksimal pasangan Abusyiek dalam membangun Pidie.
Dan, akhir kata, sebagai warga Pidie, penulis
mengucapkan krue Seumangat dan
selamat datang kepada pasangan Roni Ahmad (Abusyik) dan Fadlullah TM Daud, yang
telah ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati Pidie untuk periode 2017-2022 mendatang.
Semoga dimasa pemerintahan Abusyiek kedepan, negeri bekas kerajaan Pedir ini
akan menjadi daerah yang lebih maju dan bermartabat. Amin.
Artikel ini Telah dimuat
di Media: GoAceh
https://www.goaceh.co/artikel/opini/2017/04/10/selamat-datang-abusyiek
EmoticonEmoticon