Fenomena People In {Teras Emsyawall}

 Fenomena People In 

 


Istilah people in kembali mengemuka, seiring dengan telah dan sedang dibukanya perekrutan penyelenggara hajatan politik lima tahunan, yakni pemilu 2024.

People in merupakan terjemahan kasar dalam bahasa Inggris, yang berangkat dari istilah “orang dalam” tak ubahnya cerita misteri yang dengan nyaring, kini, digunjingkan oleh masyarakat secara terang-terangan.

Jika kita membuat penelitian murahan dengan mendatangi sejumlah warung kopi, lalu kemudian kita menyimak perspektif masyarakat dalam melihat fenomena people in, maka didapat fakta di mana masyarakat terurai ke dalam dua kutub pemikiran; pro dan kontra.

Baca juga: Quo Vadis Kupiah Meukutop
Bagi golongan yang berada pada kutub pro dengan people in, tentu kita dapat menebak, bahwa hadirnya mereka adalah karena diuntungkan oleh fenomena people in. Sementara golongan yang berada pada kutub kontra,sudah dapat ditebak juga, itulah mereka-mereka yang terzalimi oleh fenomena tersebut.

Lalu, siapakah yang disebut sebagai people in?

Jika melihat pada istilah people in yang berangkat dari apa yang disebut dengan ”orang dalam”, maka kita dapat menyandarkan rujukannya pada kitab andalannya masyarakat umum, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam KBBI arti orang dalam adalah orang yang berada di dalam suatu lingkungan baik itu pekerjaan, golongan, dan sebagainya.  Dengan demikian, siapa itu people in jawabannya adalah apa yang dimaksud dalam artiannya orang dalam.

Tak dipungkiri memang, people in acapkali memiliki koneksi khusus dengan orang penting dalam suatu pekerjaan atau golongan. Sehingga, dengan “keistimewaannya” itu mereka bisa memberi peluang, mengubah keputusan, dan memudahkan jalan bagi kerabat keluarganya atau kroninya untuk menjadi bagian dari pekerjaan atau golongan tersebut.

People in menjadi hal yang kontradiktif dengan budaya masyarakat kita, yang konon katanya mengikuti budaya timur yang jujur dan berintegritas pada setiap bidang. Namun sayangnya, di era sekarang, menemukan orang jujur sama sulitnya dengan menemukan jarum yang jatuh dalam tumpukan jerami.

Satu sisi, adanya fenomena people in mengingatkan kita akan betapa pentingnya network atau link dalam sistem kerja –sistem dunia. Orang-orang yang memiliki network yang lebih luas, meskipun punya kapasitas yang rata-rata –dan bahkan di bawah rata-rata, seringkali memuncaki beberapa bidang kehidupan.

Sedangkan di lain sisi, pada kutub yang berbeda, ada orang yang kemampuannya di atas rata-rata, dibuktikan oleh legacy pendidikannya yang tinggi dan pengalaman yang mumpuni, serta soft skill lainnya, yang singkat kata, bisa dikatakan ia memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan dalam bidang atau profesi, tapi ia “terhempas”, “meulungkop”, “meugom” oleh pesaingnya yang berhasil mendapat bantuan dari orang dalam.

Dengan demikian, dalam kaitan ini, kita bisa memahami, bahwa ada hukum yang sebenarnya sangat menyakitkan untuk kita akui dan berlaku dalam masyarakat. Mau tidak mau, secara jujur kita harus mengakui, bahwa kepakaran pada satu bidang atau beberapa bidang, tidak akan menjamin posisi seseorang mendapatkan pekerjaannya.

 Ruang People In Harus Dilawan

Nah, di tengah pengaruh lingkungan yang memberi peluang pada tumbuh subur dan menggeliatnya fenomena itu, tidak mengikuti arus sistem seperti hal tersebut di atas, maka kita dipandang sebagai bagian dari tindakan yang mempersulit diri, dan bahkan juga kadang mempersulit orang lain. Konotasi dari hadih maja: jujor meupalet sulet glah, adalah lahir dari hal ini.

Namun demikian, sebagai kaum terpelajar, kita harus mengupayakan agar adanya jalan bagi terciptanya budaya jujur pada lintas sektor masyarakat. Dengan harapannya adalah, meminimalisir gerak untuk para kaum penganut keyakinan hidup sukses harus punya awak dalam. Upaya-upaya dalam memenuhi harapan itu dapat dilakukan oleh kita masyarakat secara bersama. Baik itu oleh orang tua dalam pranata keluarga, para guru di sekolah-sekolah, dan ustad atau teungku melalui balai-balai pengajiannya.

 

 ***

 Sudah tayang di Komparatif.id

 

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »