Dasar Disyariatkan Puasa


PUASA merupakan salah satu dari rukun Islam yang juga menjadi kewajiban untuk dilaksanakan oleh umat Muslim, (tentunya) di bulan Ramadhan selama satu bulan penuh setiap tahunnya.


Secara bahasa puasa (Shaum) bermakna “imsaak” yang artinya menahan. Dan secara istilah syar’inya, puasa dipahami sebagai bentuk ibadah kepada Allah Subahanahu Wata’ala dengan cara menahan diri dari makan, minum dan dari segala yang membatalkannya, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Setiap negara, memiliki durasi (lama) waktu untuk puasanya yang berbeda. Misalnya di Islandia, waktu puasanya menjadi yang terpanjang atau terlama dari negara-negara lain, dimana umat Muslim disana menjalani puasanya selama 22 jam.

Begitu juga negara-negara lain seperti Swedia, Norwegia, dan Finlandia, durasi waktu umat Muslim berpuasa disana tidak jauh berbeda dari Islandia, yaitu selama 20 jam.

Adapun di Inggris, umat Muslim berpuasa selama 18 jam, sementara di Jerman, umat Muslimnya berpuasa selama 17 jam. Karena durasi yang lama ini tak jarang juga didapatkan ada yang sampai pingsan saat berpuasa. Terlebih jika bulan Ramadhannya bertepatan dengan cuaca yang ekstrem.

Sedangkan di negara kita (Indonesia), durasi waktu puasa tidak selama negara-negara Eropa atau negara Skandivia seperti tersebut di atas. Makanya kita cukup beruntung tinggal di Indonesia, karena waktu puasa hanya berkisar di antara 13-14 jam saja.

Nah, mengenai kewajiban (puasa) yang sedang kita jalani saat ini, muncul pertanyaan; apa sih yang mendasari atau menjadi sejarah disyariatkannya puasa sebagai kewajiban bagi umat yang berakidah Islam?

Seorang Teungku dalam ceramahnya menyampaikan, bahwa dasar di syariatkan puasa bagi umat Islam itu berangkat dari adanya kejadian masa lalu, yakni saat Allah menciptakan makhluk bernama "nafsu", terjadi sebuah dialog yang panjang, yang pertanyaannya berkisar antara "siapa Allah" dan "siapa nafsu".
(Selanjutnya untuk penyebutan nafsu tidak lagi menggunakan tanda petik)

Namun, saat dialog itu, jawaban nafsu menggambarkan keangkuhan yang luar biasa. Nafsu tidak mau mengakui Allah sebagai penciptanya. Lalu, Allah menyiksa nafsu itu dengan siksaan Api neraka --dalam banyak riwayat-- sebanyak dua kali. Akan tetapi nafsu tetap bergeming, bertahan pada prinsip angkuh dan sombongnya.

Akhirnya, Allah hukum nafsu dengan cara Allah timpakan kelaparan kepada nafsu. Sehingga saat itu baru nafsu mengakui Allah sebagai penciptanya dan nafsu sebagai hambanya.

Nah, berangkat dari sejarah itulah, makanya disyari'atkan puasa bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dan, mengenai durasi waktu puasa selama satu bulan, itu diyakini dasarnya pada sejarah Nabi Adam AS dan Siti Hawa yang memakan buah Khuldi. Yang menurut banyak riwayat, ketika nabi Adam makan buah Khuldi itu tertahan di kerongkongannya selama 1 bulan. Makanya, bagi kita diwajibkan puasa selama satu bulan penuh dalam tiap tahunnya. #nyanban


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »