BARU - BARU ini, di media sosial beredar sebuah video yang menayangkan seorang perempuan berinisial SM yang membawa anjing ke Masjid Al-Munawaroh. Tindakan SM yang berhasil viral dan heboh itu dikatakan pihak kepolisian memiliki riwayat sakit kejiwaan atau sedikit gila. Namun demikian sejumlah pihak ternyata yakin bahwa SM ditengarai mengidap penyakit skizofrenia.
Apa itu Skizofrenia?
Skizofrenia merupakan semacam penyakit yang berhubungan mental seseorang. Lebih tepatnya Skizofrenia dikatakan sebagai gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang.
Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis, yakni suatu kondisi di mana penderitanya kesulitan dalam membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.
Namun demikian, meskipun Skizofrenia sering disamakan dengan psikosis, keduanya berbeda. Psikosis hanya salah satu gejala dari beberapa gangguan mental, di antaranya skizofrenia. Merujuk pada data yang dirilis oleh WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia.
Penderita skizofrenia juga berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda. Di samping itu, setengah penderita skizofrenia diketahui juga menderita gangguan mental lain, seperti penyalahgunaan NAPZA, depresi, dan gangguan kecemasan.
Dan untuk Indonesia sendiri, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, diperkirakan 1-2 orang tiap 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, dan hampir 15 persen penderitanya mengalami pemasungan. Begitu juga dengan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2016 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 21 juta orang dengan Skizofrenia (ODS). Gangguan skizofrenia terkadang dapat muncul pada masa anak-anak, namun lebih sering muncul pada remaja akhir atau awal dewasa.
Lalu apa sih ciri-ciri penyakit ini?
Terdapat beberapa ciri-ciri penyakit Skizofrenia. Menurut Medical Daily, beberapa tanda dini penyakit skizofrenia bisa dicermati melalui hal-hal berikut ini.
1. Menjauhkan diri dari lingkungan sosial
Seseorang yang menolak interaksi dengan keluarga atau teman biasanya lebih senang untuk mengisolasi diri. Kebiasaan itu bisa memengaruhi rutinitas harian mereka seperti bolos sekolah atau kerja serta absen dari berbagai agenda sosial lainnya.
Orang-orang jenis ini merasa tak tertarik dengan situasi-situasi ramai yang ujung-ujungnya 'melenyapkan' gairah hidup mereka.
2. Memiliki tingkat kebersihan yang buruk
Kondisi kebersihan pribadi yang memburuk bisa jadi tanda awal penyakit skizofrenia. Perlahan mereka bakal meninggalkan kebiasaan harian seperti mandi, menyikat gigi, atau mengganti pakaian yang digunakan.
Memburuknya kebersihan diri itu merupakan akar dari sikap apatis, emosi datar, dan pengabaian diri. Dalam beberapa kasus, penderita skizofrenia sama sekali tak peduli dengan kebersihan dan penampilan mereka.
3. Percaya dengan gangguan supranatural
Literatur media telah menunjukkan kaitan antara kepercayaan akan kekuatan supranatural dengan berbagai aspek skizofrenia. Penderita skizofrenia kerap mengalami delusi dan halusinasi yang bersifat supranatural. Ada sebuah bukti yang membuktikan bahwa tingkat kepercayaan memengaruhi level gangguan kejiwaan seseorang.
Gejala itu berbentuk paranoia dan semakin menjauhkan penderita dengan kenyataan. Pada tahap awal, seseorang akan memperlihatkan delusinya seperti merasa dihantui oleh kekuatan roh jahat.
4. Mempunyai Gerak-gerik yang aneh
Gerakan atau ekspresi tertentu dapat diamati sejak tahap awal penyakit skizofrenia. Ekspresi wajah kosong, ujung mulut yang kerap bergerak, dan jarang berkedip bisa menjadi tanda awal penyakit skizofrenia.
Selain itu, gerakan lain seperti kerap mondar-mandir dan seolah bergetar ketakutan juga bisa jadi penanda awal skizofrenia.
5. Halusinasi suara
Halusinasi pada penderita skizofrenia akan terjadi pada kelima indera manusia. Namun, indera pendengaran adalah yang paling sering terganggu.
Skizofrenia merupakan semacam penyakit yang berhubungan mental seseorang. Lebih tepatnya Skizofrenia dikatakan sebagai gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang.
Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis, yakni suatu kondisi di mana penderitanya kesulitan dalam membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.
Namun demikian, meskipun Skizofrenia sering disamakan dengan psikosis, keduanya berbeda. Psikosis hanya salah satu gejala dari beberapa gangguan mental, di antaranya skizofrenia. Merujuk pada data yang dirilis oleh WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia.
Penderita skizofrenia juga berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda. Di samping itu, setengah penderita skizofrenia diketahui juga menderita gangguan mental lain, seperti penyalahgunaan NAPZA, depresi, dan gangguan kecemasan.
Dan untuk Indonesia sendiri, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, diperkirakan 1-2 orang tiap 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, dan hampir 15 persen penderitanya mengalami pemasungan. Begitu juga dengan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2016 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 21 juta orang dengan Skizofrenia (ODS). Gangguan skizofrenia terkadang dapat muncul pada masa anak-anak, namun lebih sering muncul pada remaja akhir atau awal dewasa.
Lalu apa sih ciri-ciri penyakit ini?
Terdapat beberapa ciri-ciri penyakit Skizofrenia. Menurut Medical Daily, beberapa tanda dini penyakit skizofrenia bisa dicermati melalui hal-hal berikut ini.
1. Menjauhkan diri dari lingkungan sosial
Seseorang yang menolak interaksi dengan keluarga atau teman biasanya lebih senang untuk mengisolasi diri. Kebiasaan itu bisa memengaruhi rutinitas harian mereka seperti bolos sekolah atau kerja serta absen dari berbagai agenda sosial lainnya.
Orang-orang jenis ini merasa tak tertarik dengan situasi-situasi ramai yang ujung-ujungnya 'melenyapkan' gairah hidup mereka.
2. Memiliki tingkat kebersihan yang buruk
Kondisi kebersihan pribadi yang memburuk bisa jadi tanda awal penyakit skizofrenia. Perlahan mereka bakal meninggalkan kebiasaan harian seperti mandi, menyikat gigi, atau mengganti pakaian yang digunakan.
Memburuknya kebersihan diri itu merupakan akar dari sikap apatis, emosi datar, dan pengabaian diri. Dalam beberapa kasus, penderita skizofrenia sama sekali tak peduli dengan kebersihan dan penampilan mereka.
3. Percaya dengan gangguan supranatural
Literatur media telah menunjukkan kaitan antara kepercayaan akan kekuatan supranatural dengan berbagai aspek skizofrenia. Penderita skizofrenia kerap mengalami delusi dan halusinasi yang bersifat supranatural. Ada sebuah bukti yang membuktikan bahwa tingkat kepercayaan memengaruhi level gangguan kejiwaan seseorang.
Gejala itu berbentuk paranoia dan semakin menjauhkan penderita dengan kenyataan. Pada tahap awal, seseorang akan memperlihatkan delusinya seperti merasa dihantui oleh kekuatan roh jahat.
4. Mempunyai Gerak-gerik yang aneh
Gerakan atau ekspresi tertentu dapat diamati sejak tahap awal penyakit skizofrenia. Ekspresi wajah kosong, ujung mulut yang kerap bergerak, dan jarang berkedip bisa menjadi tanda awal penyakit skizofrenia.
Selain itu, gerakan lain seperti kerap mondar-mandir dan seolah bergetar ketakutan juga bisa jadi penanda awal skizofrenia.
5. Halusinasi suara
Halusinasi pada penderita skizofrenia akan terjadi pada kelima indera manusia. Namun, indera pendengaran adalah yang paling sering terganggu.
Lebih dari 70 persen penderita skizofrenia dilaporkan mendengarkan suara-suara 'gaib' yang tak jelas asalnya. Suara-suara itu bisa berujung pada gangguan pikiran, menghilangnya konsentrasi, dan melemahnya daya ingat seseorang.
Satu dari dua orang yang hidup dengan skizofrenia tidak menerima perawatan memadai untuk kondisinya. Pasien skizofrenia sering dianggap sebagai “orang gila” karena mereka seringkali berhalusinasi. Sebanyak 14.3 persen dari orang Indonesia dengan skizofrenia dipasung oleh keluarga sendiri karena ketidaktahuan masyarakat mengenai skizofrenia.
Sejauh ini penyebab pasti skizofrenia tidak diketahui, namun kombinasi genetika, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah mungkin berperan atas terjadinya gangguan.
Skizofrenia ditandai dengan pemikiran atau pengalaman yang nampak tidak berhubungan dengan kenyataan, ucapan atau perilaku yang tidak teratur, dan penurunan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengingat. Penanganan biasanya seumur hidup dan sering melibatkan kombinasi obat psikoterapis, dan layanan perawatan khusus terkoordinasi.
Penting juga untuk dipahami bahwa mitos menyesatkan dan mana fakta seputar penyakit skizofrenia, atau dalam bahasa awamnya “gila”, demi memberikan kesempatan bagi orang-orang ini untuk menjalani kehidupan yang produktif dan terlibat penuh dalam masyarakat.
Satu dari dua orang yang hidup dengan skizofrenia tidak menerima perawatan memadai untuk kondisinya. Pasien skizofrenia sering dianggap sebagai “orang gila” karena mereka seringkali berhalusinasi. Sebanyak 14.3 persen dari orang Indonesia dengan skizofrenia dipasung oleh keluarga sendiri karena ketidaktahuan masyarakat mengenai skizofrenia.
Sejauh ini penyebab pasti skizofrenia tidak diketahui, namun kombinasi genetika, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah mungkin berperan atas terjadinya gangguan.
Skizofrenia ditandai dengan pemikiran atau pengalaman yang nampak tidak berhubungan dengan kenyataan, ucapan atau perilaku yang tidak teratur, dan penurunan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengingat. Penanganan biasanya seumur hidup dan sering melibatkan kombinasi obat psikoterapis, dan layanan perawatan khusus terkoordinasi.
Penting juga untuk dipahami bahwa mitos menyesatkan dan mana fakta seputar penyakit skizofrenia, atau dalam bahasa awamnya “gila”, demi memberikan kesempatan bagi orang-orang ini untuk menjalani kehidupan yang produktif dan terlibat penuh dalam masyarakat.
EmoticonEmoticon