Motivasi Orang Pidie dalam Merantau

Salah satu view pemukiman di Pidie

Pidie dikenal oleh banyak orang sebagai daerah yang masyarakatnya paling sukses dalam dunia perantauan. Dibandingkan dengan perantau2 lainnya, khususnya dari Aceh, orang Pidie menempati kasta tertinggi dalam bidang merantau. 

Kecamatan Indrajaya dan Delima menjadi penyumbang terbanyak pemudanya merantau. Karena itu, jangan heran bila di berbagai kota di Aceh pasti dijumpai banyak orang Pidie, baik sebagai pebisnis atau politikus.

Tentunya fenomena tersebut memunculkan pertanyaan, apa yang mendorong orang Pidie merantau?

Secara umum, ada beberapa faktor yang mendorong orang Pidie merantau:
Pertama, faktor ekonomi. Bagi orang Pidie menggantungkan nasib pada Pemerintah (dengan menjadi aparatur sipil negara) bukanlah sebuah jawaban terhadap ekonominya yang sempit. Begitu juga pilihan untuk bertani, berkebun, atau melaut. Meski secara teritorial wilayahnya mendukung untuk hal itu.

Dalam paradigma orang Pidie, bekerja di ketiga sektor tersebut, lamban dalam mencapai kemakmuran ekonomi, istilahnya "trep meuhasee". Sehingga pilihan yang dianggap paling tepat adalah merantau. Lagipula, terdapat adagium dari tetua Gampong yang dipegang teguh oleh orang Pidie; jika ingin sukses dalam hal ekonomi makan caranya ialah pergi ke kota.

Karena "raseuki di gampong nakeuh bak ujong naleueng, raseuki di kota bak ulee ureueng". Demikian kata tetua gampong di Pidie.

Kedua, faktor sosialisasi. Orang Pidie sejak dari kecil sudah disosialisasikan oleh orang tuanya untuk merantau. Saya sering mendengar tetangga ketika menidurkan anaknya yang masih kecil, acapkali mengatakan: "Neuk, bagah rayeuk, ngat jeut jak u timu" (Nak, cepat besar, agar dapat pergi ke Timur). "Timu" maksud disini adalah merantau.

Ketiga, faktor budaya. Naluri merantau memang sudah mendarah daging bagi orang Pidie, bahkan ada stigma, kalau seorang pemuda tamatan sekolah selevel SMA, tidak merantau ditambah lagi kerjanya hanya "wet-wet" di gampong, maka si pemuda tersebut mendapat labeling dari masyarakat sekitarnya sebagai pemuda yang "beu-o" (malasan).

Keempat, faktor politik. Sedari awal kemerdekaan dari penjajahan bangsa kolonial, orang Pidie memang punya peran penting dalam kancah politik, tak hanya di tingkat lokal atau daerah, tapi juga secara nasional. Tercatat ada beberapa orang Pidie yang ikut menentukan perjalanan kemerdekaan Indonesia, sebut saja Tgk Chik Di Tiro, Abu Daud Beureueh, Abu Hasan Krueng Kalee, dan beragam tokoh besar lainnya.

Bersebab pasca kemerdekaan ada beberapa faktor politik yang memicu konflik di Aceh, khususnya Pidie, di mana konflik tersebut tak pernah mereda dan selalu menemukan episode terbarunya -- mulai dari konflik DI/TII sampai konflik GAM, maka mendorong orang Pidie untuk menyelamatkan dirinya ke luar daerah atau dalam istilah lainnya merantau.

Nah, demikianlah beberapa faktor yang menjadi motivasi orang Pidie merantau.

Semoga bermanfaat.
***

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »