Indonesia merupakan salah satu negara yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kekayaan alam Indonesia terdiri dari berbagai sektor, mulai dari sektor tani, laut, hingga sektor perhutanan. Anugerah ini menjadi sebuah potensi yang dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju, dengan kehidupan warganya yang makmur dan sejahtera.
Segala anugerah kekayaan tersebut, tentunya akan menjadi sia-sia pula, bila manusia-manusia Indonesia tidak terampil dalam mengelolanya. Maka dari itu, sebuah kemestian bagi pemerintah adalah mengupayakan untuk terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan terampil. Apalagi menyongsong era revolusi 4.0 ini, di mana kebutuhan terhadap tenaga kerja yang berpengetahuan luas dan mampu mengoperasikan teknologi terbaru menjadi prasyarat menuju negara maju.
Bila melihat populasi warga negara kita yang berjumlah 267 juta jiwa –terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju. Tentunya bila Indonesia memiliki SDM-nya yang unggul dan terampil.
(Data Badan Pusat Statistik, 2019. Disadur dari: databoks.katadata.co.id)
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, menunjukkan bahwa, terdapat sebanyak 185,34 juta jiwa yang merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun), dan yang tak boleh dilupakan pula ialah, sebanyak 66,07 juta jiwa masuk kategori usia belum produktif (0-4 tahun).(https://databoks.katadata.co.id)
Dengan mempertimbang data tersebut, maka bisa dipastikan sepuluh tahun mendatang Indonesia akan mengalami masa bonus demografi, di mana kelompok usia produktif lebih besar daripada kelompok usia tidak produktif. Inilah kesempatan emas sekaligus tantang untuk pemerintah dalam mewujudkan kelompok usia produktif ini menjadi manusia-manusia yang unggul, yang dapat mengelola anugerah kekayaan alam Indonesia.
Nah, dalam pandangan hemat penulis, terdapat dua bidang yang mesti diberikan porsi perhatian yang lebih besar oleh pemerintah agar terwujudnya SDM yang unggul, yakni sebagai berikut:
1. Bidang pendidikan
Diakui atau tidak, kualitas prasarana dan sarana pada bidang pendidikan di negara kita masih menunjukkan ketimpangan dan kesenjangan yang besar. Bagaimana tidak? Di tataran pusat ibukota atau di daerah perkotaan, sarana pendidikan terlihat begitu memadai dan fasilitasnya juga tergolong modern. Sedangkan di wilayah yang jauh dari ibu kota, khususnya di daerah pedesaan sarana pendidikan jauh dari kata memadai.
Realitas ini tentunya membutuhkan concern dari pemerintah agar dapat membuat pemerataan prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, baik di tingkat ibukota atau di pedesaan. Disamping itu, kesejahteraan para guru yang mengajar di daerah pedalaman, atau daerah terluar dan tertinggal, perlu juga diberikan insentif yang memadai, agar para insan yang memilih dedikasi hidup di bidang tersebut dapat menjalankan misi mulianya dengan gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif. Sehingga pada akhirnya dapat melahirkan ouput dari pendidikan, yaitu manusia-manusia yang unggul dan produktif.
Saya yakin, semua dari kita sudah pernah mendengar dan tahu bagaimana luluh lantaknya Jepang saat perang dunia ke-2, yang dua kota besar yang pusat bisnis dan pemerintahannya hancur lebur dibumihanguskan oleh pihak sekutunya. Namun, apa yang terjadi setelah itu? Jepang memilih memulai pembangunan kembali negerinya itu melalui jalur pendidikan. Segala prasarana dan sarana pendidikan dibangun kembali, dan para guru diberikan perhatian yang besar. Sehingga tak lama kemudian Jepang bisa bangkit kembali, hingga menjadi negara besar yang sangat maju dengan SDM-nya yang unggul dan produktif.
2. Bidang Kesehatan
Satu lagi yang tidak boleh dikesampingkan oleh pemerintah dalam membangun SDM yang unggul adalah dengan meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan. Indonesia sampai dengan saat ini masih memiliki PR besar yang membutuhkan solusi untuk segera dibenahi.
Sistem pelayanan kesehatan yang terpadu dan terintegrasi merupakan sebuah kemestian untuk segera diaplikasikan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah memang sudah memiliki sistem tersebut, akan tetapi disana-sini masih terdapat berbagai kekurangan yang mendasar. Sulitnya pasien dalam pemberkasan administrasi untuk pengobatan, penyaluran obat yang berjalan dengan baik, merupakan beberapa contoh bahwa pelayanan kesehatan masih belum baik.
Padahal, bila sistem pelayanan kesehatan sudah baik, dan sudah merata di berbagai daerah di Indonesia, maka masyarakat akan mendapatkan akses kesehatan yang baik pula. Kemudian, bila kesehatan warganya sudah baik, maka sudah barang tentu tingkat produktivitas warga juga semakin naik.
Dengan demikian, jika pemerintah memiliki tekat untuk mewujudkan SDM unggul dan menjadikan Indonesia lebih produktif, maka dua bidang tersebut perlu diberikan perhatian yang besar. Disamping itu, semua elemen bangsa juga bertanggungjawab dalam upaya mewujudkan SDM yang unggul. Jadi tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja. Melainkan butuh dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.
***
Artikel ini sudah tayang di media: Watyutink
***
Artikel ini sudah tayang di media: Watyutink
EmoticonEmoticon